PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
A.
Pengertian Perubahan Harga
1. Perubahan
Harga Umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara
rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami
perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya
beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan
penurunan harga disebut deflasi (deflation).
2. Perubahan
Harga Spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam
harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan
dan penawaran.
B.
Mengapa Laporan Keuangan Dimasa Perubahan Harga
Berpotensi Menyesatkan
Selama periode
inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang
mencerminkan nilai terkininya yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan
lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai
lebih tinggi.
Dari sudut pandang
manajemen, ketidakakuratan pengukuran dapat mendistorsi :
1.
Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu
historis
2.
Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
3.
Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh
inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai
lebih pada akhirnya akan menyebabkan :
1.
Kenaikan dalam proporsi pajak
2.
Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham
3.
Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para
pekerja
4.
Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah
(seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan untuk
menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli
unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang
dilaporkan.
Fungsi mengakui
pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1.
Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada
transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak
memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2.
Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan
harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut.
Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam
kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3.
Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang
disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha
menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
C.
Jenis – Jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan
harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan
kinerja operasi suatu perusahaan.
1. Penyesuaian
Tingkat harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum
(daya beli) disebut mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli
umum. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang
yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam
mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut dialokasikan terhadap
laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang
mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya
beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli.
Oleh sebab itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk perubahan dalam
daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan transaksi
kini.
2. Penyesuaian
Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua aspek
utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya
historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh
perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun
tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
3. Biaya Kini
Yang Disesuaikan Dengan Tingkat Harga Umum
Model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga umum menggunakan
indeks harga umum maupun khusus. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan laba dan
aset bersih pada ekuivalen daya beli akhir tahun perusahaa, untuk melaporkan aset
bersih perusahaan pada biaya kininya dan untuk melaporkan jumlah laba yang
menggambarkan kekayaan bersih setelah pajak. Model ini memiliki ciri khas yakni
pengungkapan perubahan biaya kini dari aset nonmoneter perusahaan setelah
dikurangi inflasi untuk memperlihatkan bagian perubahan nilai aset nonmeneter
yang melebihi atau kurang dari perubahan daya beli umum.
D.
Pendekatan Terhadap Akuntansi Inflasi Di Beberapa
Negara
1. Amerika Serikat
FASB 1979 menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SFAS) No. 33
tentang “Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, yang mengharuskan
perusahaan-perusahaan di AS yang memiliki persediaan dan aset tetap (sebelum
dikurangi akumulasi penyusutan) senilai lebih dari $125 juta, atau memiliki
total aset senilai lebih dari $1M, untuk mencoba mengungkapakan baik daya beli
tetap-biaya historis maupun daya beli tetap biaya kini selama lima tahun.
2. Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC)
menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard
Accounting Practice-SSAP 16).
Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
1. Apabila
standar AS mengharuskan
Akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode
biaya kini untuk pelaporan eksternal.
2. Apabila
penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di
Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta
pencatatan penjelasan.
Standar di
Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
a. Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap
biaya historis.
b. Menyajikan
akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini.
c. Menyediakan
akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi
biaya historis yang memadai.
Dengan perlakuan
keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33 menharuskan
pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka
yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu Penyesuaian
modal kerja moneter ( Monetary Working Capital Adjustment) / MWCA
mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal
kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya. Dan Mekanisme Penyesuaian
Memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva non moneter
perusahaan.
3. Brazil
Brasil Walaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi
inflasi yang direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok
pilihan pelaporan yakni Hukum Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan Pasar
Modal Brasil.
Penyesuaian inflasi
yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen
dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh
pemerintah federal untuk mengukur devaluasi matauanglokal. Penyesuaian inflasi
terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap
jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai
keuntungan atau kerugian koreksi moneter.
Penyesuaian tingkat
harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi pemegang
saham pada awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan laju
inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian
ekuitas menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi
perusahan terhadap aktiva moneter bersihnya.
E.
Internasional Accounting Standards Board (IASB)
IASB menyimpulkan
bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasional yang dinyatakan dalam
mata uang lokal di lingkungan hiperinflasin tidak bermanfaat. Perusahaan
pelapor harus mengungkapkan:
1. Fakta bahwa
penyajian ulang atas perubahan daya beli umum unit pengukuran telah dilakukan.
2. Model
penilaian aset yang digunakan dalam laporan utama yakni penilaian historis atau
biaya-kini
3. Entitad dan
tingkat indeks harga per tanggal neraca, berikut pergerakannya selam tahun
pelaporan
4. Laba atau rugi
moneter bersih tahun berjalan.
SUMBER :
Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International
Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.
Iklan
STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL
A. Survei Konvergensi Internasional Manfaat Konvergensi Internasional
Pendukung
konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat
yang telah dirasakan dengan adanya konvergensi. Terakhir, surata kabar
terkini mengusulkan adanya “global GAAP (prinsip akuntansi berlaku umum)”, yang
keuntungannya antara lain :
a.
Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang
digunakan secara konsisten diseluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam
alokasi modal. Biaya modal akandikurangi.
b.
Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih
baik dalam berinvestasi.Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan
dapat dikurangi.Transparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
c.
Perusahaan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam
mengambil keputusanmengenai merger dan akuisisi area usaha.
d.
Pengetahuan dan
keahlian akuntansi dapat ditansfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
e.
Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar
nasional dapat ditonjolkandalam mengembangkan standar global dengan kualitas
terbaik.
Sebagian
argumen mengenai konvergensi akuntansi memiliki tujuan untuk meningkatkan
efisiensi dalam operasional dan alokasi di pasar modal.
Harmonisasi
Internasional
Merupakan proses untuk
menigkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan
batasan-batasan seberapa besar praktik-prkatik tersebut dapat beragam. Standar
harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas
(daya banding) informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara. Upaya
untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi telah dimulai jauh sebelum
pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Harmonisasi
akuntansi internasional merupakan salah satu isu terpenting yang dihadapi oleh
pembuat standar akuntansi, badan pengatur pasar modal, bursa efek, dan mereka
yang menyusun atau menggunakan laporan keuangan.
Harmonisasi
akuntansi mencakup harmonisasi :
1. Standar
akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
2. Pengungkapan
yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan penawaran
surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
3. Standar audit
Keuntungan Harmonisasi Internasional
Sebuah tulisan terbaru juga mendukung adanya suatu
“GAAP global” yang terharmonisasi. Beberapa manfaat yang disebutkan antara
lain:
1. Pasar modal
menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat
membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih beragam dan
risiko keuangan berkurang.
3. Perusahaan-perusahaan
dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan
akuisisi.
4. Gagasan
terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam
mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
Kritik Atas Standar Internasional
Internasionalisasi
standar akuntansi juga menuai kritik. Pada awal tahun 1971 (sebelum pembentukan
IASC), beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar internasional
merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Dinyatakan
pula bahwa akuntansi, sebagai ilmu sosial, telah memiliki flesibilitas yang
terbangun dengan sendiri di dalamnya dan kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan situasi yang sangat berbeda merupakan salah satu nilai terpenting yang
dimilikinya. Pada saat standar internasional diragukan dapat menjadi fleksibel
untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dalam latar belakang, tradisi, dan
lingkungan ekonomi nasional, maka beberapa orang berpendapat bahwa hal ini akan
menjadi sebuah tantangan yang secara politik tidak dapat diterima terhadap
kedaulatan nasional.
Lebih jauh lagi, ditakutkan
bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”.
Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social,
dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan
internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Proses menjadikan
standar akuntansi menjadi suatu standar internasional juga menimbulkan kritik.
Kritik tersebut antara lain :
a.
Sebagian orang mengatakan bahwa standar internasional
terlalu sederhana untuk memecahkan masalah yang rumit. Para kritikus bersikeras
bahwa kemampuan untukberadaptasi terhadap situasi – situasi yang sangat berbeda
merupakan nilai terpenting dari akuntansi. Para kritikus ragu jika standar
international dapat cukup fleksibel untuk mengatasi perbedaan-perbedaan latar
belakang, tradisi dan lingkungan ekonomi disetiap negara.
b.
Anggapan bahwa ketika institusi keuangan international
dan pasar international bersikeras menggunakan standar internasional, hanya
firma-firma akuntansi internasional luaslah yang akan mampu memenuhi
tuntutannya.
c.
Munculnya ketakutan bahwa penggunaan standar
internasional akan menciptakan ‘standar overload’.
d.
Kritikus bersikeras bahwa standar internasional
tidaklah cocok untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama
perusahaan yang tidak terdaftar akuntabilitas publik.
Rekonsiliasi
dan Pengakuan Bersama
Dua pendekatan yang
diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan
yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:
1.
Rekonsiliasi
Melalui
rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan
menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan
rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih
dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan
keuangan dilaporkan.
2.
Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal
balik” / resiprositas)
Pengakuan
bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan
keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
Evaluasi
Perdebatan mengenai
harmonisasi mungkin tidak akan pernah terselesaikan dengan penuh. Beberapa
argumen yang menentang harmonisasi mengandung sejumlah kebenaran. Namun
demikian, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi
internasional akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima begitu luas
sehingga tren yang mengarah pada harmonisasi internasional akan berlanjut atau
bahkan semakin cepat. Sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi
Standar Prlaporan Keuangan Internasional (Internasional Financial Reporting
Standards-IFRS). Banyak negara telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan,
menggunakan IFRS sebagai standar nasional atau mengizinkan penerapan IFRS.
Perbedaan nasional dalam faktor-faktor dasar yang menyebabkan perbedaan dalam
akuntansi, pengungkapan, dan praktik audit semakin sempit karena pasar modal
dan produk semakin internasional.
B.
BEBERAPA PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH PENYUSUNAN
STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
Berikut adalah
beberapa peristiwa penting dalam sejarah penyusunan standar akuntansi
internasional yang menjadi tonggak pengembangan standar akuntansi tersebut:
·
Tahun 1976 : Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD) mengeluarkan Deklarasi Inventasi yang berisi
arahan mengenai “Pengungkapan Informasi”.
·
Tahun 1977: Pendirian International
Federation of Accountans (IFAC).
·
Tahun 1977 : Dewan Sosial Ekonomi PBB
mengeluarkan laporan empat bagian tentang Standar Akuntansi Internasional dan
Pelaporan untuk Badan Hukum Transnegara.
·
Tahun 198 : London Stock Exchange (LSE)
mengharuskan perusahaan mematuhi standar akuntansi internasional jika tidak
tergabung di Inggris dan Irlandia.
·
Tahun 1989: IASC mengeluarkan draft pembukaan 32
mengenai komparabilitas laporan keuangan dan menerbitkan kerangka kerja bagi
penyusunan dan penyampaian laporan keuangan.
·
Tahun 1996 : Securities and Exchange Commission
(SEC) mendukung tujuan IASC.
·
Tahun 2001 : Internasional Accounting
Standards Board (IASB) menggantikan IASC. Standar IASB dikenal sebagai
International Financial Reporting Standards (IFRS).
·
Tahun 2002: IASB dan FASB menandatangani “Norwalk
Agreement” dan konvergensi terjadi antara standar internasioanl dan standar
akuntansi AS.
·
Tahun 2003: European Council menyetujui
pengembangan Pedoman Keempat dan Ketujuh Uni Eropa yang menghilangkan
inkonsistensi antara pedoman yang lama dan IFRS.
·
Tahun 2004 : Australian Accounting Standard
Board mengumumkan niatnya mengadopsi IFRS sebagai Standar Akuntansi Australia.
·
Tahun 2005: Menteri Keuangan CIna melakukan
konvergensi Standar Akuntansi Cina dan IFRS tahun 2007. Badan Standar Akuntansi
Kanada menghilangkan GAAP Kanada dan diganti IFRS pada tahun 2011. IASB dan
Badan Standar Akuntansi Jepang meluncurkan proyek konvergensi.
·
Tahun 2006: IASB menerbitkan laporan tentang
hubungan kerjanya dengan penyusun standar akuntansi lainnya.
·
Tahun 2007: SEC mengajukan penghapusan
persyaratan rekonsiliasi bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan IFRS.
C. IKHTISAR
ORGANISASI BESAR INTERNASIONAL YANG MENDUKUNG KONVERGENSI AKUNTANSI
1.
International Accounting Standards Board (IASB)
Tujuan
dari IASB adalah :
·
Mengembangkan untuk kepentingan public, seperangkat
standar akuntansi yang berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit
dilaksanakan, yang menuntut informasi berkualitas tinggi, transparansi dan
sebanding mengenai laporan keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
·
Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari
standar-standar yang dibuat.
·
Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil
menengah dan perkembangan ekonomi guna memenuhi tujuan nomor (1) dan (2).
·
Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi di
setiap negara serta Standar Akuntansi International dan Standar Pelaporan
Keuangan International.
2.
Commision of European Union (EU)
Uni
Eropa didirikan tahun 1957 dan merupakan hasil dari Pakta Roma, dengan tujuan
menyelaraskan sistem hukumn dan sistem ekonomi negara-negara anggotanya.
Berbeda dengan IASB, yang tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan penerapan
standar akuntansinya, Komisi Eropa (EC, yang merupakan badan pengatur Uni
Eropa) memiliki kekuasaan penuh untuk menerapkan instruksi akuntansinya ke
seluruh Negara yang menjadi anggotanya.
Salah
satu cita-cita Uni Eropa adalah untuk mencapai penggabungan pasar keuangan
Eropa. Untuk mencapai cita-citanya ini, Uni Eropa telah memperkenalkan intruksi
dan melaksanakan prakarsa besar untuk:
·
Meningkatkan modal untuk basis Eropa.
·
Menetapkan kerangka hokum bersama dalam pasar
sekuritas dan derivatif.
·
Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi-bagi
perusahaan-perusahaan yang terdaftar.
3.
International Organization of Securities Commissions (IOSCO)
Tujuan
dari IOSCO adalah:
·
Bekerja bersama untuk memajukan peraturan standar
tinggi agar dapat memelihara pasar yang adil, efisien, dan baik.
·
Bertukar informasi tentang pengalaman setiap negara
guna memajukan perkembangan pasar domestic.
·
Menyatukan usaha setiap negara untuk membuat standar
dan pengawasan yang tepat terhadap transaksi sekuritas di setiap negara.
·
Saling membantu memajukan integritas pasar dengan
menerapkan standar-standar secara teliti dengan menindak segala pelanggaran.
4. International
Federation of Accountants (IFAC)
Misi
IFAC adalah memperkuat profesi akuntansi di seluruh dunia dan memberikan peran
terhadap perkembangan ekonomi internasional yang kuat dengan mendirikan dan
memajukan kesetiaan terhadap standar professional berkualitas tinggi,
memperluas konvergensi internasional, dan berbicara mengenai masalah
kepentingan publik dimana keahlian profesi tersebut lebih relevan.
5.
Kelompok Kerja Para Ahli Antar Pemerintahan PBB Dalam International
Standards of Accounting and Reporting (ISAR)
ISAR
didirikan tahun 1982, dengan cita-cita : memajukan transparansi, reliabilitas,
dan keterbandingan akuntansi dan pelaporan badan hukum. begitu pun untuk
meningkatkan pengungkapan pada penguasaan badan hukum oleh perusahaan-perusahaan
di negara berkembang dan negara yang sedang mengalami transisi ekonomi.
6.
Organization of Economic Cooperation and Development (OECD)
OECD
merupakan organisasi internasional yang terdiri atas 30 negara perekonomian
pasar (sebagian besar negara industri). Badan pengurus OECD bernama Dewan OECD
dan memiliki jaringan sekitar 200 komite dan kelompok pekerja. OECD
mempublikasikan Tren Pasar Keuangan dua kali setahun, yang menilai tren dan
prospek di pasar keuangan nasional dan internasional di wilayah OECD. Kegiatan
pentingnya adalah memajukan pengaturan yang baik di sector Negara maupun
swasta.
D. Manajemen Informasi dan Hiperinflasi
Suatu kebiasaan pelaporan yang
umum dalam akuntansi untuk transaksi mata uang asing adalah dengan mencatat pendapatan
dan beban berdasarkan kurs yang terjadi pada tanggal laporan keuangan.
(Penggunaan kurs rata-rata juga umum). Pilihan yang lebih baik adalah dengan
mencatat transaksi dalam mata uang lokal berdasarkan kurs pada tanggal
pembayaran. Mencatat transaksi pada tanggal lainnya akan memperumit proses
pengukuran melalui timbulnya keuntungan atau kerugian dalam daya beli uang,
atau dalam aspek lain, suku bunga implisit atas transaksi mata uang.
Manajemen Informasi dan Hiperinflasi
Dalam
lingkungan dengan inflasi tinggi, laporan keuangan disiapkan dalam
penyesuaiannya dengan FAS No. 52 yang cenderung membalikkan kenyataan dengan :
· Menentukan atau
mengecilkan pendapatan dan pembiayaan
· Penerjemahan
laporan untung dan rugi yang sulit untuk diinterpretasikan
· Membelokkan
performa perbandingan dari waktu ke waktu.
E. Masalah Pengendalian Keuangan
Sebuah pernyataan tentang strategi dan sistem informasi yang telah diputuskan,
pergantian perhatian pada area yang sama petingnya dalam pengendalian keuangan dan
evaluasi kinerja.
Pertimbangan ini sangat penting karena mereka membuat para manajer untuk :
1. Melaksakan strategi keuangan global MNE
2. Mengevaluasi tingkatan dimana strategi yang dipilih berperan dalam meraih target
perusaaan
3. Memotivasi manajemen dan pegawai untuk meraih target finansial perusahaan seefektif
dan seefisien mungkin.
F. Penetapan Biaya Strategis
Dalam mengendalikan biaya pada tahapan produksi, banyak perusahaan diseluruh dunia
menggunakan standar sistem pembiayaan yang pada dasarnya memperkirakan seberapa besar
biaya produksi dari sebuah produk sebagai dasar
harga penjualan yang masuk akal. Perbedaan hasil antara
biaya standar dan sebebarnya diuji sebagai sebuah
dasar untuk bahan penilaian dalam proses produksi
atau pendapatan. Proses ini bisa disimpulkan sebagai sebuah model dasar harga.
Biaya yang diperbolehkan adalah berdasarkan pada penjumlahan target margin keuntungan
yang mencerminkan rencana strategis perusahaan dan
proyeksi keuangan dari target harga jual yang
diyakini akan diterima oleh pasar.
Adapun pasar dengan sistem ini, dikenal dengan pembiayaan kaizen, secara signifikan
mengurangikepercayaan terhadap sistem pembiayaan standar tradisional. Sistem pembiayaan
mencoba untuk memperkecil perbedaan antara biaya anggaran dan biaya sebenarnya.
Sedangkan pembiayaan kaizen menekankan untuk melakukan apa yang penting untuk meraih
tingkat performa yang diharapkan dalam kondisi pasar yang kompetitif.Adapunperbedaan-perbedaan utama lainnya antara konsep pembiayaan kaizen dengan standar, yaitu:
Konsep Biaya Standar
1. Pengendalian biaya.
2. Berdasarkan pada kondisi yang ada.
3. Sasaran : seragam dengan
performa standar.
4. Ketentuan standar ditetapkan tiap tahun.
5. Analisis varian berdasarkan atas aktual versus standar.
6. Menginvestigasi ketika standar tidak tercapai.
Konsep Biaya Kaizen
1. Pengurangan biaya.
2. Berdasarkan pada peningkatan produksi yang berhubungan.
3. Sasaran : mencapai target
pengurangan biaya.
4. Pengurangan biaya ditetapkan perbulan.
5. Menginvestigasi ketika target biaya tidak tercapai.
6. Analisis varian berdasarkan pada pengurangan biaya tetap.
G. Evaluasi Performa Usaha Luar Negeri
Penilaian performa adalah inti dari sebuah sistem pengendalian afektif. Sistem
evaluasi performa
tepat guna mengizinkan dewan manajemen untuk :
1. Memastikan perilaku manajerial konsisten dengan strategi prioritas.
2. Menilai profitabilitas dari usaha yang ada.
3. Wilayah yang tidak bekerja sesuai rencana.
4. Mengalokasikan sumber-sumber bagi perusahaan secara produktif
5. Mengwvaluasi performa manajerial.
Berikut ini adalah tujuh peringatan yang mungkin bisa menjadi pedoman yang berguna
dalam menilai hasil usaha luar negeri, yaitu :
1. Cabang perusahaan luar negeri tidak bisa dinilai sebagai pusat keuntungan independen
ketika
mereka adalah komponen sistem multinasional.
2. Kriteria laba modal perusahaan besar harus didukung oleh ukuran performa yang
dikaitkan
secara spesifik dengan objektif dan lingkungan dari setiap unit usaha luar negeri.
3.
Target yang jelas dapat memperhitungkan lingkungan
masing-masing internal dan eksternal cabang perusahaan harus disatukan dengan
anggaran performa.
4. Performa cabang perusahaan harus dinilai dalam hal penyimpangan dari semua objektif
5. Manajer cabaang perusahaan tidak bertanggung jawab untuk hasil diluar kendali di dalam
dan luar negeri.
6. Manajer cabang perusahaan yang diukur performanya harus berperan penuh dalam menyusun
target-target dimana mereka akan dinilai.
7. Pengukuran performa ganda, finansial, dan non finansial, harus digunakan dalam menilai usaha
luar negeri.
H. Standar Performa
Sebuah
perusahaan mungkin memiliki standar tertentu, seperti ROI minimumyang
diperlukan, dimana ini diterapkan pada cadangan individual dan aliran produk;
atau menyusun level ROI berbeda atau standar lainnya untuk cadangan lainnya
atau aliran produk. Semua standar ini mungkin disatukan ke dalam anggaran dan
kemudian bisa dibandingkan dengan hasilnya performa juga bisa diukur
setiap saat.performa masa lampau biasanya signifikan dalam mengembangkan
anggaran di periode berikutnya. Pada akhirnya, perusahaan bisa membandingkan
performa usaha luar negri mereka sendiri dengan pesaingnya atau membandingkan
unit mereka satu dengan yang lainnya. Membandingkan performa unit usaha luar
negri terhadap semua pesaing mereka mungkin sangat berguna. Sebgai contoh,
ketika pesaingnya adalah perusahaan local, masalah ketersediaan dan kecukupan data
mungkin sangat penting, khususnya jika pesaingnya adalh pihak swasta. Ketika
data tersedia, perbandingan mungkin akan sulit. Kebijakan harga transfer dab
prinsip akuntansi pesaing mustahil untuk bisa ditentukan. Perbandingan silang
menyatukan semua permasalahan ini. Membandingkan cabang perusahaan dengan unit
lain dari perusahaan induk, baik di dalam maupun di luar negri, harus dilakukan
dengan penuh perhatian, karena pertanyaan mengenai komparabilitas muncul
kembali perbedaan dalam objektif cabang perusahaan secar otomatis akan
membiaskan perbandingan performa kecuali dihitung secara langsung. Jika
objektif perusahaan sama, perbedaan dalam risiko Negara harus diperhatikan,
jika resiko yang lebih tinggi diganti dengan tingkat pengembalian yang lebih
tinggi, maka sangat masuk akal untuk mengharapkan adanya keuntungan dari usaha
di Negara yang lebih beresiko. Saat ini, akan tetapi, tidak ada satupun yang
menyetujui formula landasan bagaimana untuk menyatukan Negara beresiko pada
penilaian performa. Penilaian performa berdasarkan pada sebuah perusahaan besar
standar biasanya tidak memuaskan. Anggaran performa adalah standar perbandingan
yang lebih berguna untuk bisnis multinasional. Anggaran realistis memungkinkan
performa target untuk menyatukan penghitungan yang unik untuk unit tertentu.
Perbandingan performa actual dengan anggaran juga memungkinkan manajemen utama
untuk membedakan hasil dimana manajer cabang bisa menanganinya dengan penuh
tanggung jawab untuk semua yang ada dalam kendali mereka. Berikut adalah tujuh
peringatan yang mungkin bisa menjadi pedoman yang
berguna dalam menilai
hasil usaha luar negri:
1. Cabang
perusahaan luar negri tidak bisa dinilai sebagai pusat keuntungan independen
ketika mereka adalah komponen system multinasional
2. Kriteria laba
modal perusahaan besar didukung oleh ukuran performa yang dikaitkan secara
spesifik dengan objektif dan lingkungan dari setiap unitusaha luar negri
3. Target
jelas yang memperhitungkan lingkungan masing-masing internal dan eksternal
cabang perusahaan harus disatukan dengan anggaran performa
4. Performa
cabang perusahaan harus dinilai dalam hal penyimpangan darisemua objektif ini,
alasan penyimpangan, dan respons manajerial untukperkembangan yang tidak
terduga
5. Manajer
cabang perusahaan tidak bertanggung jawab untuk hasil di luarkendali mereka (di
dalam dan di luar negri)
6. Manajer
cabang perusahaan yang diukur performanya harus berperan penuhdalam menyusun
target-target dimana mereka akan dinilai
7. Pengukuran
performa ganda, financial dan non-finnsial, harus digunakan dalam menilai usaha
luar negri
Sumber :
https://nahdlaatika.wordpress.com/2016/06/22/bab-8-standar-audit-dan-akuntansi-global/
http://syifa0624.blogspot.co.id/2017/04/standar-audit-dan-akuntansi-global.html
NAMA
: DIAH INDRIYANI (22213349)
DWITA FHADILLAH (22213729)
KELAS
: 4EB06
0 komentar:
Posting Komentar