CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 12 November 2013

TUGAS 5



Pengertian Produksi

Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang menstranspormasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam pemgartian yang bersifat umum ini penggunaannya cukup leas, sehingga mencakup keluaran (output) yang berupa barang atau jasa. Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghsilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri dan suku cadang atau spareparts dan komponen. Hasil produksinya dapat berupa barang­barang konsumsi maupun barang-barang industri. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. (Sofjan Assauri, 1999: him 11)

Secara ekonomi, produksi tidak terbatas pada kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya. Perhatikan contoh berikut.
a.     Tukang kayu yang mengecat kursi hasil buatanya.
b.     Pedagang yang membeli sepeda bekas lalu ia bersihkan, perbaiki, dan dicat kembali lalu dijual
Berdasarkan uraian di atas, produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan manusia untuk menghasilkan/menaikan nilai kegunaan barang/jasa.

Penjelasan Sistem Produksi dan Operasi dengan Gambar

Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang saling terkait dan dan tergantung serta saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian suatu tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi keluaran.
Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri manufaktur, tetapi juga dalam industri jasa seperti perbankan, asuransi, pasar swalayan dan rumah sakit. Sistem produksi dan operasi dalam industri jasa menggunakan bauran yang berbeda dari masukan yang dipergunakan dalam industri manufaktur.

Sistem produksi yang sering dipergunakan dapat dibedakan atas 2 macam yaitu :
1. Pola produksi terus-menerus (continuous)
Proses produksi yang kontinue (continuous process) – dimana peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur dengan memperhatikan urut-urutan kegiatan atau routing dalam menghasilkan produk tersebut, serta arus bahan dalam proses telah distandardisir.

Ciri-ciri pola produksi terus-menerus (continuous) yaitu:
  • Output yang dihasilkan besar 
  • Variasi produk rendah 
  • Produk yang dihasilkan standar 
  • Mesin yang digunakan khusus, semi otomatis 
  • Operator tidak harus ahli
  • Apabila terdapat satu mesin rusak, maka proses produksi berhenti 
  • Diperlukan perawatan spesialis atau oleh ahli
2. Pola produksi terputus-putus (intermitten)
Proses produksi yang terputus-putus (intermitten process) – dimana kegiatan produksi dilakukan tidak standar, tetapi didasarkan produk yang dikerjakan, sehingga peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur yang dapat bersifat lebih luwes ( flexible ) untuk dapat dipergunakan bagi menghasilkan berbagai produk dan berbagai ukuran.
Ciri-ciri pola produksi terputus-putus (intermitten) adalah:
  • Output yang dihasilkan kecil 
  • Variasi produk tinggi
  • Produk yang dihasilkan berdasar pesanan 
  • Mesin produksi yang digunakan bersifat umum, tidak otomatis 
  • Diperlukan operator ahli
Kedua pola produksi tersebut apabila digambarkan dalam skema perencanaan operasi akan nampak sebagai berikut:


 
Gambar 1. Skema Perencanaan Operasi Terus Menerus



Gambar 2. Skema Perencanaan Operasi Terputus-putus



Kegiatan perencanaan dan pengawasan proses operasi dikelompokkan menjadi empat tahap, yaitu : 
  1. Routing, adalah kegiatan menentukan urut-urutan dalam suatu pekerjaan secara logis slstematis dan ekonomis, melalui urutan bahan baku menjadi barang jadi. Dalam pola produksi  terus-menerus, routing dipakai  sebagai dasar dalam menyusun layout, sedangkan pada pola produksi terputus-putus, routing dilakukan setelah menyusun layout. 
  2. Scheduling, yaitu membuat jadwal untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Pada pola produksi terus-menerus, dibuat master scheduling, untuk pekerjaan yang berulang-ulang, dengan kebutuhan barang per periode.  Metode yang biasa dipakai adalah Gantt Chart. 
  3. Dispatching, yaitu pemberian wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan melalui perintah, baik secara lisan, tertulis, atau dengan tanda/sinyal. Tugas dispatching adalah membuat perintah pengerjaan dan meneliti tersedianya bahan-bahan sebelum perintah dibuat. 
  4. Follow Up, adalah langkah perbaikan terhadap kesalahan yang telah dilakukan sebelurnnya.




Nama : Dwita Fhadillah
Kelas  : 1EB03
NPM  : 22213729


0 komentar:

Posting Komentar