Nama : Dwita Fhadillah
NPM : 22213729
Kelas : 3EB06
Mata kuliah : Bahasa
Indonesia 2# (Softskill)
Kurang dari 10% penduduk dunia hidup
dalam kemiskinan ekstrem pada akhir 2015.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan
merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan
evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah
mapan, dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya
mencakup:
- Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
- Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
- Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
Bank Dunia mengatakan bahwa tren menurun itu terjadi karena
tingkat pertumbuhan ekonomi yang kuat di negara-negara berkembang serta
investasi pada pendidikan, kesehatan, dan jaring pengaman sosial. Organisasi
tersebut mengatakan bahwa kini mereka akan menggunakan angka pemasukan baru,
yaitu $1,9 per hari untuk mendefinisikan kemiskinan ekstrem, naik dari $1,25
per hari. Bank Dunia juga memprediksi bahwa populasi penduduk dunia yang masuk
dalam kategori ini turun dari 12,8% pada 2012 menjadi 9,6%.
Meski begitu, mereka mengatakan bahwa "konsentrasi kemiskinan
global yang terus bertambah di Afrika sub-Sahara menjadi salah satu
kekhawatiran". Jumlah angka kemiskinan di Afrika sub-Sahara diprediksi
turun dari 42,6% pada 2012 menjadi 35,2% pada akhir 2015. Tetapi angka ini
masih mewakili sekitar separuh dari warga miskin dunia. "Kita adalah
generasi pertama dalam sejarah manusia yang bisa menghapus kemiskinan
ekstrem," kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim.
Namun Kim mengingatkan bahwa melanjutkan kemajuan tersebut akan
"sangat sulit, terutama dalam periode perlambatan global, pasar finansial
yang tak pasti, konflik-konflik, pengangguran di kalangan anak muda, dan dampak
perubahan iklim yang terus berlanjut." Bank Dunia juga mengingatkan bahwa
kemiskinan "menjadi semakin dalam dan lebih melekat pada negara-negara
yang rawan konflik atau sangat bergantung pada komoditas ekspor."
Artikel diatas
termasuk golongan deduktif
Artikel di atas masuk ke golongan artikel deduktif karena si
penulis memberikan penjelasan umum di awal paragraf lalu menjelaskan kalimat
khusus setelah memberikan penjelasan umum di awal paragraf.
Penalaran :
-
Bagi setiap negara harus lebih memperhatikan organisasi yang ada
seperti pendidikan, kesehatan dan jaring pengaman sosial agar kemiskinan yang
terjadi lebih baik untuk mengenai angka % dunia yang ada. Karena mungkin ada
beberapa negara yang masih sulit untuk memajukan atau mendorong organisasi
tersebut agar penurunan kemiskinan di dunia menjadi lebih besar.
-
Akan lebih sulit jika mengawasi kemiskinan di negara yang sangat
rawan konflik dan bergantung pada komoditas ekspor, jadi untuk setiap negara
harus siap untuk meminimalisir hal tersebut agar penduduk dunia yang hidup
dalam kemiskinan memiliki kesempatan untuk bernafas lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar